NUSAKATA.COM – Sejumlah analis menilai bahwa aksi demonstrasi yang berlangsung berkepanjangan berpotensi menjadi faktor negatif yang dapat menekan pergerakan rupiah pada pekan depan.
Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa dalam skenario terburuk, nilai tukar rupiah bisa saja merosot mendekati Rp17.000 per dolar AS apabila kondisi domestik terus berada dalam situasi yang tidak stabil.
“Jika melihat pergerakan grafik USD-IDR, memang sedang berada dalam fase bullish consolidation. Artinya, rupiah cenderung melemah terhadap dolar AS, dan hal ini salah satunya dipengaruhi oleh maraknya aksi demonstrasi,” ujar Nafan pada Minggu (31/8/2025).
Ia menambahkan, sebelumnya rupiah sempat menyentuh level Rp17.061,90 pada 8 April 2025. Posisi tersebut kini menjadi level resistance yang berpotensi kembali diuji apabila sentimen negatif dari demonstrasi terus berlanjut.
“Level resistance itu penting untuk kita waspadai,” tegasnya.
Namun, menurut Nafan, untuk benar-benar jatuh ke level Rp17.000 dibutuhkan tekanan lain di luar faktor demonstrasi. Ia meyakini kondisi fundamental makroekonomi Indonesia masih cukup kokoh dalam menahan guncangan domestik, terutama karena Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas moneter.
“Sekalipun rupiah sempat melemah ke Rp17.000, dukungan cadangan devisa yang masih berada di kisaran ratusan miliar dolar AS serta surplus neraca perdagangan menjadi bantalan kuat bagi ketahanan eksternal Indonesia,” ungkapnya.
Meski begitu, Nafan menilai investor akan lebih berhati-hati dalam menempatkan dana pada aset berisiko dalam situasi ini.
“Hal serupa juga berlaku bagi investor asing, yang diperkirakan menahan laju pembelian bersih saham-saham Indonesia sampai kondisi politik dan ekonomi dalam negeri kembali stabil,” jelasnya.