NUSAKATA.COM – Ukhuwah Al-Fatah Rescue (UAR) menyatakan dukungan penuh terhadap upaya Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dalam menyusun pedoman optimalisasi pelibatan potensi SAR pada operasi pencarian dan pertolongan di Indonesia.
Dukungan ini disampaikan melalui kehadiran perwakilan UAR, M. Al Ayubi dan M. Tri Habibie, dalam rapat pembahasan Draft Pedoman Optimalisasi Pelibatan Potensi SAR yang diselenggarakan di Gedung Basarnas Pusat, Jakarta, pada Kamis (26/6/2025).
“Meski tidak dapat hadir langsung karena ada agenda lain, kami tetap berkomitmen mendukung penuh kebijakan Basarnas dalam penguatan potensi SAR. Komitmen dan masukan dari UAR telah kami sampaikan melalui dua staf yang kami utus,” ujar H. Endang Sudrajat, Ketua Umum Ukhuwah Al-Fatah Rescue.
Rapat yang dipimpin oleh Deputi Bina Tenaga dan Bina Potensi Basarnas, M. Barokna Haulah, dihadiri oleh 26 perwakilan dari unsur pemerintah, TNI/Polri, lembaga kemanusiaan, hingga organisasi relawan SAR. Dalam kesempatan tersebut, Deputi menegaskan bahwa potensi SAR adalah bagian integral dari operasi pencarian dan pertolongan, bukan semata-mata kewajiban undang-undang.
“Potensi SAR adalah kekuatan nasional yang tidak boleh dipandang sebagai pelengkap semata, tetapi harus menjadi bagian aktif dalam mendukung efisiensi, efektivitas, dan keselamatan dalam setiap operasi penyelamatan,” jelas Barokna.
Direktur Bina Potensi Basarnas, Agus Haryono, juga menambahkan bahwa pedoman yang tengah disusun bertujuan untuk memperjelas mekanisme pelibatan potensi SAR, sekaligus memperkuat sinergi lintas sektor.
“Dukungan dari potensi SAR tidak hanya dari personel penyelamat, tetapi juga melibatkan unsur dari pemerintah, swasta, akademisi, media massa, hingga anjing pelacak (SAR Dog). Kolaborasi dan sinergi adalah kunci sukses operasi pencarian dan pertolongan,” ujarnya.
Dalam rapat tersebut, perwakilan UAR menyampaikan beberapa masukan penting terkait kebutuhan peningkatan kapasitas SDM relawan dan pentingnya jaminan perlindungan hukum serta keselamatan bagi potensi SAR yang terlibat.
Isu potensi bencana megathrust juga turut menjadi pembahasan. Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan bersama.
“Ancaman megathrust itu nyata. Kunci mitigasi adalah membangun koordinasi dan komunikasi yang solid antar instansi dan potensi SAR sejak dini,” tegas Daryono.
Pedoman Optimalisasi Pelibatan Potensi SAR yang tengah disusun oleh Basarnas bertujuan untuk:
• Memperkuat koordinasi dan kolaborasi lintas instansi serta relawan SAR.
• Meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi pencarian dan pertolongan.
• Mempercepat waktu respon dalam kondisi darurat.
• Menyediakan standar operasional yang seragam.
• Memberikan perlindungan hukum serta keselamatan bagi seluruh potensi SAR yang terlibat.
UAR menegaskan komitmennya untuk terus menjadi mitra strategis Basarnas dan seluruh elemen SAR dalam upaya kemanusiaan, khususnya dalam penyelenggaraan operasi pencarian dan pertolongan di seluruh Indonesia. (AM)