Menu

Mode Gelap
 

Perang Iran vs Israel: Sinyal Kemerdekaan Palestina Semakin Dekat

- Nusanews.co

22 Jun 2025 15:05 WIB


					Mudzakarah Perbesar

Mudzakarah "Iran vs Israel" di Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Sabtu 21Juni 2025. (Foto: Al Mujahid/Nusakata.com)

NUSAKATA.COM – Konflik antara Iran dan Israel yang semakin memanas belakangan ini menjadi sorotan utama dalam Mudzakarah (Diskusi) “Iran vs Israel” yang diselenggarakan Majelis Ukhuwah Pusat (MUP) Jama’ah Muslimin (Hizbullah) di Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Sabtu (21/6/2025).

Empat narasumber dari latar belakang berbeda dihadirkan dalam forum diskusi strategis ini. Mereka adalah Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) KH. Drs. Yakhsyallah Mansur, MA., Pengamat Timur Tengah Drs. Asep Fathurahman, Pakar Hukum Internasional dari Universitas Gajah Mada (UGM) Fajri Matahati Muhammadin, SH, LLM, Ph.D., serta Ketua Uji Kompetensi Wartawan (UKW) PWI Pusat Dr. Aat Surya Syafaat.

Dalam pembukaannya, Imaam Yakhsyallah Mansur menekankan bahwa perang yang terjadi bukan semata konflik geopolitik, melainkan bagian dari sunnatullah dengan menjadikan konflik di antara manusia sebagai sarana untuk mencegah kedzaliman menyebar di muka bumi.

“Allah menjadikan kekuatan penyeimbang untuk menahan kedzaliman. Serangan balasan Iran kepada Israel adalah bentuk mekanisme ilahiah untuk menjaga keseimbangan di bumi dan mencegah kerusakan lebih besar khususnya di Gaza, Palestina,” jelasnya, mengutip QS. Al-Baqarah ayat 251.

Sunnatullah tersebut menurut Imaam Yakhsyallah merupakan bukti kasih sayang Allah subhanahu wa ta’ala kepada hamba-Nya. Allah menjaga bumi ini dengan cara yang tidak disadari oleh manusia, yakni melalui pergantian kekuasaan, konflik, atau bahkan peperangan yang pada hakikatnya membawa kebaikan, yaitu menghilangkan kedzaliman.

“Serangan balasan Iran terhadap zionis Israel sejatinya adalah alat untuk membatasi kejahatan genosida lebih besar di Gaza Palestina yang dilakukan negara zionis Yahudi itu,” tandas  Imaam Yakhsyallah.

Menjawab pertanyaan peserta mudzakarah tentang Hadits Bukhari yang menyatakan tentang datangnya kiamat, Imaam Yakhsyallah Mansur mengatakan bahwa kiamat tidak langsung terjadi setelah zionis Yahudi Israel berhasil dikalahkan oleh umat Islam.

“Memang kalau membicarakan tentang la taqumus sa’ah itu seakan-akan setelah Israel hancur kemudian besoknya kiamat, tidak begitu. Masih ada jarak setelah Israel hancur, jangan khawatir,” ujar Imaam Yakhsyallah Mansur.

Sementara itu, Asep Fathurahman menggarisbawahi bahwa keputusan Israel menyerang Iran adalah tindakan gegabah yang justru mengundang malapetaka besar bagi internal mereka sendiri. “Netanyahu salah membaca situasi. Iran bukan Hamas. Rudal Iran menghancurkan pusat-pusat strategis Israel. Serangan ini membuka mata dunia bahwa rezim Zionis tidak kebal,” tegasnya.

Pakar Hukum Internasional Fajri Matahati Muhammadin, memaparkan dari sisi hukum global. Menurutnya, tindakan Israel yang menyerang instalasi nuklir Iran jelas merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip hukum internasional. “Dalam kacamata hukum perang, serangan pre-emptive terhadap infrastruktur vital negara lain tanpa bukti ancaman langsung adalah tindakan ilegal dan provokatif,” ujarnya.

Sedangkan Aat Surya Syafaat, Ketua UKW sekaligus praktisi media senior, menyoroti bagaimana media global memainkan narasi yang timpang. “Sampai hari ini, suara Palestina masih sering dikaburkan oleh dominasi framing media arus utama yang pro-Israel. Umat Islam harus mengembangkan kekuatan informasi dan membangun jaringan media yang kuat untuk menyuarakan kebenaran,” tegasnya.

Diskusi tersebut sepakat bahwa rangkaian serangan dan balasan antara Israel dan Iran bisa menjadi titik balik sejarah, khususnya bagi perjuangan rakyat Palestina. Para narasumber menilai bahwa tanda-tanda kejatuhan Israel mulai terlihat dari melemahnya sistem pertahanan, perpecahan internal, tekanan ekonomi global, hingga opini dunia yang makin berpihak kepada Palestina.

Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia dinilai memiliki peran penting dalam mendorong konsolidasi diplomatik dan solidaritas dunia Islam. Dukungan konkret, baik secara politik, ekonomi maupun informasi dinilai sangat dibutuhkan untuk memperkuat perjuangan menuju kemerdekaan Palestina dan pembebasan Masjid Al-Aqsa.

Para narasumber sepakat bahwa kehancuran zionis Israel dan kemerdekaan bangsa Palestina semakin dekat. Umat Islam diimbau agar bersatu dalam mendukung pembebasan bangsa Palestina yang masih digempur tentara zionis Israel, terus berdoa dan lakukan dukungan lainnya.

Acara yang dimulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB ini dihadiri ratusan peserta secara luring dan daring dari berbagai wilayah di Indonesia. Nampak hadir secara luring/offline para Pimpinan Majelis Pusat Jama’ah Muslimin (Hizbullah), para Pimpinan Jama’ah Muslimin Wilayah Jabodetabek Banten, Pengurus Pusat Ukhuwah Al-Fatah Rescue (UAR), Pengurus AWG dan UPT Afkado. (Al Mujahid)

Baca Lainnya

Hari Bhayangkara ke-79, Muda Care Indonesia Serukan Sinergi Polri dan Pemuda Bangun Indonesia

1 July 2025 - 17:56 WIB

Polres Lahat Gelar Upacara Hari Bhayangkara Ke-79 dan Syukuran Penuh Khidmat di Pendopoan Bupati

1 July 2025 - 15:12 WIB

Diduga Pembangunan Toilet SMPN 3 Picung Retak-Retak, Kata Somasi Kepada Jurnalis Muncul

1 July 2025 - 10:47 WIB

CV. Falaha Dahril Diapresiasi Warga Kampung Sawit Dua, Desa Taman Sari

1 July 2025 - 06:17 WIB

Bupati Lahat Lantik 2.126 Pegawai PPPK Formasi Tahun 2024

1 July 2025 - 06:01 WIB

Mahasiswa Desak Kepala DPUPR Lebak Mundur, Gerbang Kantor Diterobos

30 June 2025 - 20:19 WIB

Trending di Daerah