NUSAKATA.COM – Rektor Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang, Prof. Dedi Mulyadi merespon positif kegiatan Unit Layanan Terpadu (ULT) Keliling LLDIKTI Wilayah IV. Kegiatan guna mengakselerasi layanan perguruan tinggi wilayah Regional 2 Jawa Barat-Banten berlangsung di Kampus UBP Karawang, selama dua hari berturut-turut, pada Rabu-Kamis, 21-22 Mei 2025.
“Semoga pada hari ini kita mendapatkan ilmu dan pencerahan dari LLDIKTI Wilayah IV. Pola yang dilakukan oleh LLDIKTI Wilayah IV seperti ini merupakan jemput bola. Segala kebutuhan layanan kita langsung didatangi langsung dari Bandung ke sini,” ujar Dedi dalam keterangannya, dikutip pada Sabtu (24/05/2025).
Rektor UBP Karawang mengharapkan kegiatan selama dua hari tersebut bisa memudahkan langkah para dosen untuk segera memiliki jenjang karir.Sebagai informasi, pada ULT Keliling kali ini, tak hanya membuka layanan jabatan akademik dosen, LLDIKTI Wilayah IV juga membuka enam layanan lainnya.
Di antaranya Akselerasi Layanan Kepegawaian, Akselerasi Layanan Pelaporan Kerjasama, Akselerasi Layanan Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Akselerasi Layanan Kelembagaan, Akselerasi Layanan Penjaminan Mutu, dan Akselerasi Layanan PDDIKTI dan KIP Kuliah.
Melalui program ULT Keliling kali ini, LLDIKTI Wilayah IV jemput bola dengan mengundang 74 perguruan tinggi swasta (PTS) yang berada di kawasan Purwakarta, Karawang, Subang, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi untuk dapat dilayani di Karawang.
Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah IV, Lukman mengungkapkan kegiatan ini mengusung tema Fun and Faster (Fasilitasi untuk Layanan dan Fasilitasi Terintegrasi).
Ia menyebut, perguruan tinggi yang sehat dapat dilihat dari beberapa aspek. Salah satu poin yang menjadi tolak ukur peningkatan mutu pendidikan tinggi adalah jenjang karir dosen.
Ia menambahkan, dari 367 guru besar yang ada di PTS Jawa Barat dan Banten, dalam kurun waktu dua tahun ke depan ada sekitar 60 orang akan habis masa jabatannya. Oleh karena itu, ia menekankan agar para dosen juga rutin memperbaharui data di Sister dan merencanakan peta karir.
“Harus direncanakan untuk sekolah S3. Dalam peraturan dijelaskan, dosen bisa jadi profesor setelah 10 tahun menjadi dosen tetap. Ini sebenarnya bisa dikejar. Misalnya seseorang menjadi dosen di usia 25 tahun. Lalu ia sekolah lagi S3. Mengejar jadi lektor lalu ke jenjang lektor kepala selama 2-3 tahun. Sehingga saat usia 35 tahun, dia bisa mengejar untuk menjadi profesor,” jelas Lukman.
Dengan begitu, ia mengungkapkan, tak perlu menunggu rambut memutih untuk bisa menjadi profesor jika peta karir masing-masing dosen bisa terencana dengan baik. Oleh karena itu, ia menegaskan, bagi para dosen yang belum memiliki jabatan fungsional (jabfung) diarahkan minimal lulusan S2 bisa menjadi asisten ahli. Kemudian, lulusan S3 diarahkan menjadi lektor.
“Berdasarkan data per tanggal 4 Mei 2025, LLDIKTI Wilayah IV memiliki 5.587 dosen yang sudah bergelar S3. Selain itu, terdapat 10.547 dosen yang sudah menjabat sebagai lektor dan 1.634 menjabat lektor kepala. Para dosen ini akan dibidik untuk menjadi bibit-bibit profesor,” ucapnya.
Lukman juga menyebutkan, masih ada 9.574 dosen yang belum memiliki jabatan fungsional di wilayah Jawa Barat dan Banten. Sebanyak 1.690 dosen di antaranya berada di wilayah Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Subang.
“Target saya minimal 50 persen dalam waktu tiga minggu ini sudah cuci gudang untuk pengajuan jabfung. Kami sudah hadir di sini, mohon gunakan kesempatan ini, tanpa ada biaya sepeserpun,” ungkapnya
Pihaknya juga siap untuk membantu jika para pengusul mengalami kendala. Bahkan, LLDIKTI Wilayah IV juga melibatkan tim penilai dalam setiap rangkaian ULT Keliling.
Lukman menambahkan, di LLDIKTI Wilayah IV sudah ada 12 perguruan tinggi yang sudah unggul, dimohon untuk bisa membimbing penulisan artikel ilmiah yang sesuai. Sehingga, para dosen yang ingin naik jenjang karirnya bisa terbantu.
“Kalau bisa diusulkan sekarang, kami usahakan agar bisa langsung keluar SK nya segera,” pungkasnya.