Menu

Mode Gelap
 

Tenun Perelung Kembali Dikembangkan, Dekranasda Lahat Dukung Penuh Pelestarian Budaya Lokal

- Nusanews.co

23 May 2025 18:42 WIB


					Tenun Perelung Kembali Dikembangkan, Dekranasda Lahat Dukung Penuh Pelestarian Budaya Lokal Perbesar

NUSAKATA.COM – Kain tradisional khas Kabupaten Lahat, Perelung, kembali dikembangkan oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Lahat.

Kain ini memiliki motif yang khas dan berbeda dari songket Palembang, serta sarat nilai budaya dan filosofi.

Mala, seorang pengrajin asal Desa Rambai Kace, Kecamatan Suka Merindu, menjadi sosok pelopor dalam pelestarian tenun Perelung.

Ia merupakan penduduk lokal yang belajar menenun dan kini telah mahir menciptakan karya-karya tenun penuh makna.

“Perelung ini berbeda dengan songket. Saya membuat motif ‘Ipang Bajik’ yang menggambarkan manisnya kehidupan. Ada juga motif ‘Bintang Bertabur’ dan ‘Bintang Berkurung’ yang melambangkan etika serta tata krama orang tua zaman dulu,” ujar Mala saat diwawancarai di Gedung Dekranasda Lahat, Rabu (21/05/25).

Selain dari segi motif, teknik pembuatan Perelung juga memiliki perbedaan dibandingkan songket pada umumnya.

Mala menjelaskan bahwa tenun Perelung dikerjakan dengan teknik cukit, yang membuat hasil akhir terlihat rapi dari dua sisi.

“Motif ‘Bunga Kunyit’ melambangkan dinamika kehidupan masa lalu. Selain benang yang ditenun, benang emas juga dimasukkan menggunakan teknik cukit. Hasilnya rapi saat dilihat dari bolak-balik,” jelasnya.

Nama Perelung sendiri disebut berasal dari kata “relung”. Hal ini diungkapkan oleh almarhum budayawan Lahat, Ismeth Inonu SY, dalam wawancara pada Desember 2016.

“Selendang ini dalam tradisi digunakan untuk menyatukan seseorang dalam satu relung atau ruang. Itu sebabnya dinamakan Perelung,” katanya saat itu.

Mala, dalam upaya merekonstruksi dan membuat replika kain Perelung lama, memperkirakan bahwa usia kain asli bisa mencapai lebih dari 100 tahun, dan sejauh ini telah ditemukan sedikitnya 10 motif kuno.

Ketua Dekranasda Kabupaten Lahat, Ir. Sri Meliyana Bursah Zarnubi, mengungkapkan kekagumannya saat pertama kali melihat kain Perelung.

“Terima kasih kepada nenek moyang kita. Tak bisa dipungkiri, keindahan kain dan filosofi di balik motifnya mencerminkan kecanggihan teknologi serta pemikiran nenek moyang kita,” ujar Sri Meliyana.

Ia berharap kain Perelung terus dilestarikan dan menjadi warisan budaya yang membanggakan.

“Semoga semakin banyak motif kuno yang ditemukan dan bisa digunakan dalam tenun. Kita bangga kepada para penenun di Rambai Kace, Suka Merindu, yang masih mempertahankan budaya dan tradisi menenun,” tutupnya.

ROBBY

Baca Lainnya

Aktivis BKB Nilai DPMPD dan Inspektorat Tak Jalankan Fungsi Pengawasan Program Desa

2 July 2025 - 03:23 WIB

DPD KNPI Maluku Desak PT Pelindo Tingkatkan Fasilitas dan Keamanan Pelabuhan di Ambon

1 July 2025 - 22:04 WIB

IPNU-IPPNU Kabupaten Pandeglang Audiensi dengan Wakil Bupati, Bahas Pendidikan dan Penguatan Kader Pelajar NU

1 July 2025 - 20:40 WIB

Hari Bhayangkara ke-79, Muda Care Indonesia Serukan Sinergi Polri dan Pemuda Bangun Indonesia

1 July 2025 - 17:56 WIB

Polres Lahat Gelar Upacara Hari Bhayangkara Ke-79 dan Syukuran Penuh Khidmat di Pendopoan Bupati

1 July 2025 - 15:12 WIB

Diduga Pembangunan Toilet SMPN 3 Picung Retak-Retak, Kata Somasi Kepada Jurnalis Muncul

1 July 2025 - 10:47 WIB

Trending di Daerah