NUSAKATA.COM – Problem narkotika bukan seperti korupsi. Narkoba itu problem kerusakan sumber daya manusia. Semua pengetahuan dan pengalaman kita bersama untuk penguatan karakter generasi muda, terutama anak-anak di sekolah, sangat krusial dibahas lebih mendalam dan detail.
Hal itu disampaikan Ketua Ganas Annar MUI Pusat, Titik Haryati, dalam Pembukaan Konsinyering Penyusunan Materi Sosialisasi dan Edukasi Bahaya Narkoba ke Sekolah-Sekolah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pancasila dan Konstitusi, Jumat (16/5/2025), di Cisarua, Bogor.
“Bahaya narkoba itu sangat serius dan tidak main-main. Bahkan isu narkoba juga telah menjadi perhatian Presiden Prabowo, sebagaimana termaktub dalam Program Asta Cita pemerintah. Nah, karena butuh gebrakan lebih serius, maka konsinyering ini urgen dilakukan, semata-mata menyaring berbagai masukan dari beragam pemikiran para pengurus Ganas Annar,” ujar Titik.
Titik menambahkan “Hasil konsinyering akan di teruskan kepada 32 Ketua Ganas Annar MUI Propinsi untuk disosialisasikan ke Ganas Annar MUI Kabupaten dan Kota,” tambahnya.
Selama kegiatan, sejumlah peserta konsinyering aktif menyampaikan berbagai gagasan strategis. Beberapa di antaranya menekankan pentingnya pendekatan yang lebih adaptif dan interaktif dalam menyampaikan materi kepada siswa, pemetaan terhadap sekolah yang tergolong rentan dan rawan, serta perlunya edukasi di lingkungan pesantren dan Lembaga Pemasyarakatan hingga urgensi memahami terlebih dulu kondisi sekolah sebelum diberikan sosialisasi.
Sementara itu, Sekretaris Ganas Annar MUI Pusat Emmalia Natar juga menyampaikan “Bisa jadi kita bijaksana untuk kalangan kita yang seumuran. Tapi di mata anak kita, mungkin saja kita dianggap kurang wise (bijaksana). Prinsipnya yang kita hadapi ini generasi yang sama. Tidak bisa lagi kita metode ceramah saja. Jika perlu harus ada permainan peran. Jadi, konsep, bahasan, dan games apa yang bisa kita lakukan, perlu masukan bersama. Jika perlu ada simulasi sebelum turun ke sekolah,” ujarnya.
Hal ini semakin ditegaskan, Dewi Mulyana Khaer, pengurus Ganas Annar yang juga sekaligus pengelola Ponpes Inabah II Putri di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
“Kondisi sekolah itu tidak seperti yang kita bayangkan. Biasanya anak yang baik bergabung dengan anak baik, anak yang kurang baik bergabung dengan anak kurang baik. Di sinilah kemudian terjadi tawuran, bullying, dll. Ini cikal bakal dan awal mula masuknya narkoba,” tegasnya.
Setidaknya 30 pengurus Ganas Annar Pusat mengikuti konsinyering ini. Sosialisasi dan Edukasi bahaya narkoba di lingkungan sekolah menjadi salah satu program unggulan serta agenda strategis Ganas Annar MUI Pusat pada tahun ini. Rencananya, sejumlah sekolah di daerah Jakarta dan Banten akan menjadi pilot project sosialisasi.
Melalui kegiatan ini, Ganas Annar MUI Pusat berharap dapat memperkuat generasi muda memiliki kekuatan karakter dan daya tangkal dari pemyalahgunaan narkoba.
Konsinyering berlangsung selama tiga hari, Jumat – Minggu, 16 – 18 Mei 2025 di Pusdiklat Pancasila dan Konstitusi sebagai tempat konsinyering adalah gedung pusat pelatihan milik Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI).