NUSAKATA.COM – Pendidikan selalu diagungkan sebagai jalan keluar dari kebodohan, kemiskinan, dan ketertindasan.
Tapi mari kita jujur: pendidikan seperti apa yang sedang dijalankan hari ini? Siapa yang benar-benar merasakan manfaatnya? Apakah rakyat kecil bisa menjangkaunya, atau justru semakin tertinggal?.
Pendidikan justru seringkali menjadi masalah. Ia dikendalikan oleh kepentingan pasar, Anak-anak petani, buruh, nelayan semua dipaksa menyesuaikan diri dengan sistem yang tidak pernah dirancang untuk mereka.
Biaya sekolah melambung tinggi, akses tidak merata, dan kurikulum tak menyentuh akar persoalan.
Alih-alih menjadi alat pembebasan, “berpendidikan” justru kerap menjadi pelayan kekuasaan, bukan penantangnya.
Ini bukan sekadar ironi, ini adalah pengkhianatan terhadap esensi pendidikan itu sendiri.
Bagi kita yang masih percaya pada perubahan, tugas kita adalah merebut kembali makna pendidikan. Menjadikannya alat perlawanan, bukan penjinakan.
Membangunnya dari bawah, bukan dari meja rapat para elit. Pendidikan harus kembali menjadi senjata pembebasan, bukan rantai penjajahan gaya baru.
Hari ini dalam momentum Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS), bukan hanya untuk di peringati setiap tahunya, tetapi melalui momentum ini kita semua harus menjadikan ini sebagai nafas perubahan dan mengevaluasi semua lini pada ruang-ruang pendidikan.
Kita semua harus bersma-sama mengkawal terkait tentang permasalahan yang pada dunia pendidikan, Supaya pendidikan di Kabupaten Sumbawa jauh lebih baik dan lebih maju dari sebelumnya.
Pendidikan harus hadir sebagai penyelamat untuk seluruh masyarakat khususnya di Kabupaten Sumbawa.
Ditulis oleh : Hendro Aljamis, Mahasiswa Universitas Samawa