NUSAKATA.COM – Harga emas dunia mengalami penurunan yang cukup signifikan akibat penguatan nilai tukar dolar AS dan meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China.
Menurut laporan Reuters, pada Jumat (25 April 2025), harga emas spot merosot 1,7% menjadi US$ 3.292,99 per troy ons. Penurunan ini terjadi setelah China dilaporkan menghapus tarif untuk beberapa produk asal AS, yang memberi tekanan pada harga emas batangan. Selain itu, penguatan dolar AS turut menjadi faktor penekan harga emas.
Secara mingguan, harga emas batangan telah turun sekitar 1,2%. Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup melemah 1,5% ke posisi US$ 3.298,40.
Daniel Ghali, seorang analis komoditas dari TD Securities, menjelaskan bahwa pengurangan tarif memberikan tekanan terhadap harga emas. Namun, belum terlihat adanya aksi jual besar-besaran.
Ia juga menyebut bahwa investor masih cenderung membeli emas saat harganya turun, yang dapat menopang tren kenaikan harga dalam jangka menengah.
China disebut sedang mempertimbangkan untuk mengecualikan tarif hingga 125% terhadap beberapa produk asal AS, dan sedang meminta masukan dari para pelaku usaha mengenai daftar produk yang berpotensi mendapat keringanan tarif.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa pembicaraan langsung dengan China masih berlangsung.
Situasi ini turut memperkuat dolar AS, yang mencatatkan kenaikan mingguan pertamanya sejak Maret. Kenaikan dolar membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri, sehingga permintaannya cenderung menurun.
Kendati demikian, harga emas masih menunjukkan kenaikan tahunan lebih dari 25% dan sebelumnya sempat mencatat rekor tertinggi di angka US$ 3.500,05 per troy ons. Emas tetap dipandang sebagai aset safe haven yang diminati di tengah ketidakpastian ekonomi global, serta didukung oleh aksi beli dari berbagai bank sentral dunia.
Fawad Razaqzada, analis dari City Index dan FOREX.com, menyatakan bahwa kekhawatiran atas perang dagang sebelumnya menjadi pendorong utama kenaikan harga emas.
Namun, hasil nyata dari negosiasi dagang masih belum terlihat, sehingga sentimen pasar belum sepenuhnya tenang.