NUSAKATA.COM – Keberadaan spanduk yang belum diketahui siapa pemasangnya, memicu spekulasi dan perbincangan hangat dikalangan masyarakat serta kader Partai Aceh Bireuen.
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Muda Seudang Bireuen, sebagai organisasi bawahan Partai Aceh, menyampaikan sikap dan pandangan terkait viralnya kejadian misterius yang bertebaran di beberapa wilayah Kabupaten Bireuen yang mencerminkan keterbukaannya terpilihnya Ketua DPW Partai Aceh (PA) Bireuen.
“Kami juga sepakat dengan pernyataan JASA Bireuen sebelumnya agar tidak ada pihak yang mencoba memprovokasi atau menggiring opini negatif terhadap DPW PA Bireuen,” Kata Ketua PW.
Melihat dari sudut pandang organisasi manuver seperti ini sudah biasa terjadi, artinya dinamika dan retorika Partai Aceh Bireuen berjalan, spanduk ini mengarah ke Musyawarah Wilayah (Muswil) yang akan datang.
“Memang kepengurusan DPW PA Bireuen hampir berakhir, kita tunggu saja kapan pelaksanaannya, kami semua prosesnya, dan membantu yang kemudian terjadi menjadi Ketua DPW PA Bireuen,” Pungkasnya.
“Dalam pelaksanaan Muswil Partai Aceh yang akan datang perlu keterbukaan memang, dan dalam pemilihannya harus sesuai mekanisme dan tahapan yang sudah diatur dalam AD/ART partai”, ucap Sayed Chairul Raziq Alaydrus selaku Ketua DPW Muda Seudang Bireuen.
Di Indonesia, aturan mengenai partai politik diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik. Undang-undang ini merupakan revisi dari Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 dimana salah satu yang menjadi poin penting dalam UU ini adalah azas keterbukaan dalam menjalankan Partai Politik.
Katanya,Muswil merupakan momentum krusial untuk memperkuat internal partai, membangun konteks, dan merumuskan arah perjuangan partai ke depan.
Menurut DPW Muda Seudang Bireuen, keterbukaan dalam proses Muswil akan menciptakan ruang partisipasi yang luas bagi seluruh kader dan simpatisan Partai Aceh.
“Keterbukaan ini tidak hanya mencakup transparansi dalam pengambilan keputusan, tetapi juga memberikan kesempatan yang sama kepada semua pihak untuk menyampaikan aspirasi, kritik, dan masukan konstruktif,” Tuturnya.
Kepemimpinan yang lahir dari proses yang partisipatif dan transparan akan lebih mudah mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari seluruh kader serta masyarakat Aceh.
“Kami menganggap hal ini sebagai modal penting untuk menghadapi tantangan politik ke depan, baik di tingkat lokal maupun nasional, ini juga menjadi momentum untuk melihat potensi kader-kader yang dimiliki oleh Partai Aceh Bireuen,” tambah Sayed.
DPW Muda Seudang Bireuen juga mendorong agar Muswil membahas isu-isu strategi yang relevan dengan kondisi Aceh saat ini, seperti pembangunan ekonomi, pemberdayaan pemuda, dan penguatan identitas budaya Aceh.
“Evaluasi yang jujur dan objektif dinilai penting untuk mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan, sekaligus menyusun langkah-langkah perbaikan ke depan. Tanpa evaluasi yang kritis, partai berisiko terjebak dalam stagnasi dan kehilangan relevansinya di mata masyarakat,” Jelasnya.
Terakhir, DPW Muda Seudang Bireuen mengajak seluruh kader dan pimpinan Partai Aceh untuk menjadikan Muswil sebagai ajang silaturahmi dan persatuan.
Mereka menegaskan bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dalam demokrasi, namun perbedaan tersebut harus disikapi dengan bijak dan dewasa.
Meraka juga berharap Muswil Partai Aceh dapat berjalan lancar dan menghasilkan keputusan-keputusan yang membawa kemajuan bagi partai dan rakyat Aceh.