NUSAKATA.COM – Denny Nur Hakim, pengurus Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), mengungkapkan bahwa berdasarkan prasasti yang ditemukan, Masjid Al Aqsha didirikan oleh Sunan Kudus pada 956 Hijriah atau 23 Agustus 1549 Masehi.
Masjid ini memiliki arsitektur yang menggabungkan unsur Hindu dan Buddha, mencerminkan ajaran Sunan Kudus dalam menanamkan nilai-nilai toleransi beragama.
“Secara historis, masjid ini menjadi pusat penyebaran Islam yang dilakukan oleh Sunan Kudus. Hingga kini, kami berupaya meneruskan jejak dakwahnya,” ujar Denny Nur Hakim kepada wartawan pada Jumat (28/2/2025).
Meskipun telah mengalami tiga kali perluasan, yaitu pada 1918-1919, 1927, dan perluasan terakhir yang berlangsung hingga sekarang, Masjid Menara Kudus tetap mempertahankan benda-benda bersejarahnya.
Di sekitar masjid, terdapat banyak sekolah agama dan pondok pesantren, menjadikannya sebagai pusat pendidikan Islam.
Seorang santri dari Kabupaten Kepulauan Selayar, Ahmad Syafiq Al Maududi, mengaku sering mengunjungi Masjid Menara Kudus untuk menghafal Al-Qur’an dan berdoa. Ia mengatakan bahwa suasana bersejarah masjid ini membuatnya merasa tenang dan nyaman.
“Saya sering datang ke sini karena suasananya yang unik. Ketenangan yang saya rasakan sulit diungkapkan dengan kata-kata. Harus datang sendiri untuk merasakannya,” tuturnya.
Hingga kini, Masjid Menara Kudus tetap menjadi destinasi religi bagi wisatawan lokal maupun internasional, sekaligus simbol toleransi beragama dan penghormatan terhadap sejarah Islam di Jawa.