NUSAKATA.COM – Tokoh nelayan asal Banten, Kholid Miqdar, kini menjadi perhatian publik karena sikap tegasnya dalam menolak proyek-proyek pembangunan berskala besar di wilayahnya.
Ia mengaku sering mendapat ancaman dan tekanan dari berbagai pihak akibat perjuangannya.
Menanggapi kabar bahwa ada kelompok masyarakat yang berencana melaporkannya ke Bareskrim Polri, Kholid tetap tenang.
Saat dipintai wawancara oleh para media, pada Minggu (9/2/2025), ia mengatakan bahwa meskipun ada tanda-tanda ke arah itu, saat ini ia lebih fokus membangun komunikasi dengan masyarakat dan ulama agar langkah yang diambil tetap sesuai dengan nilai-nilai yang diperjuangkan.
Kholid juga mengungkapkan bahwa meskipun ancaman fisik mungkin masih dipertimbangkan oleh pihak tertentu, ancaman psikologis sudah mulai terasa.
Ia mencontohkan kemunculan kelompok yang mengatasnamakan “Penyelamat Banten” tanpa identitas yang jelas, yang berupaya melaporkannya. Menurutnya, ini hanyalah strategi untuk menguji reaksi publik terhadapnya.
Hingga kini, Kholid belum menerima panggilan resmi, tetapi ia mengaku mendapatkan telepon gelap, bahkan ada yang mengaku sebagai pengacara dan mencoba mengirimkan somasi dalam waktu 1×24 jam terkait pernyataannya. Ia melihat hal tersebut sebagai bentuk intimidasi.
“Saya sudah dua kali disomasi dalam waktu 1×24 jam, salah satunya terkait pernyataan saya mengenai keterlibatan calo tanah dengan lurah. Namun, saya siap mempertanggungjawabkan semua yang saya katakan,” ujarnya tegas.
Kholid menegaskan bahwa semua ucapannya didasarkan pada data dan fakta. Ia tidak takut jika kasusnya dibawa ke ranah hukum karena yakin data yang dimilikinya akan menjadi bukti kuat.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa ancaman, baik berupa penjara maupun kematian, tidak akan membuatnya mundur, karena ia yakin perjuangannya bertujuan untuk menegakkan kebenaran.
“Saya sudah sering mempertimbangkan risiko kematian, apalagi hanya penjara. Itu adalah konsekuensi dari perjuangan membela kebenaran,” pungkasnya. ***