Nusakata.com – Hati bukanlah sepotong daging yang terletak di dada sebelah kiri, karna itu hanya berlaku bagi binatang dan jasad mati.
Segala sesuatu yang dapat engkau lihat dengan mata telanjang adalah alam ini, atau dikatakan “Alam Syahadahmya”.
Sedangkan “Hakikat Hati” (Qalbu) bukanlah bagian dari alam ini melainkan bagian
“Alam gaib” dan “Hati” di alam ini adalah “hal asing” bagi sebagian orang.
Potongan daging itu hanyalah sebuah wadah, dan semua anggota tubuh adalah bala tentaranya, sedangkan
“Dia” adalah Rajanya.
Mengenal Allah dan menyaksikan keindahannya adalah Sifat-sifat hati, beban baginya, dan juga “Perintah Untuknya”.
Ada dimanakah Allah, apakah ada di dalam Ka’bah…?
Jutaan orang telah pergi Haji kesana tapi tidak semua dari mereka menemukan keberadaan Tuhan, karena kebanyakan mereka menjadi pelancong.
Sebagian orang mencari Tuhan di dalam Masjid, tetapi mereka tidak ketemu Allah, karena mereka sholat hanya jengkang-jengking (olah raga) belum mengerti siapa yang disembah.
Ada juga yang mencari Allah di kuburan keramat, bukannya Tuhan yang ditemukan, melainkan mereka ketemu jin.
Lalu dimanakah kita mencari Allah….?
Allah sendiri sudah menjawabnya dalam al-Qur’an: “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.
(QS. Al-Baqarah : 186)
“Dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya (QS. Qoff : 16 )
“Aku jadikan pada anak Adam (manusia) itu ada istana, di situ ada dada, di dalam dada itu ada qalbu (tempat bolak-balik ingatan), di dalamnya lagi fuadun (jujur ingatannya), di dalamnya lagi ada syaghaf (kerinduan), juga di dalamnya ada lubbun (merasa terlalu rindu), dan di dalamnya ada sirrun (mesra) di dalamnya itulah ada Aku” (Hadis Qudsi).
Berucap tanpa lidah,
Berjalan tanpa melangkah,
Itulah jalannya makrifat.
Sebut menyebut berlazim lazim dzikrullah terbit daripada yang bathin nya.
Yang membuat berjalan dengan Tuhannya karena Hati dipenuhi rasa cinta.
Hanya dengan cinta hati bersemayam dengan Tuhannya.
Hanya dengan cinta engkau merasakan kehadirannya.
Karena Sang Kekasih tidak mati keberadaannya, Ada itulah Ruh seorang pecinta Nya.
Antara cinta rindu rasa dan iktikad nya itulah tawajjuh Hatimu kepada Allah SWT. ***