Menu

Mode Gelap
 

Satuan – Satuan Perang Antara Perang Uhud Dan Ahzab

- Nusakata

25 May 2024 04:55 WIB


					Satuan – Satuan Perang Antara Perang Uhud Dan Ahzab Perbesar

N usanews.co – Satuan Perang di bawah Komando Abu Salamah. Yang pertama kali melakukan perlawanan terhadap orang-orang muslim setelah tragedi Uhud adalah Bani As’ad bin Khuzaimah.

Mata-mata Madinah mencium bahwa Thalhah dan Salamah, anak Khuailid, sedang giat menggalang kekuatan bersama kaumnya dan mereka yang patuh kepada keduanya untuk menyerang Rasulullah SAW.

Maka seketika itu pula dia mengirimkan satuan pasukan dengan kekuatan seratus lima puluh personel dari Muhajirin dan Anshar. Beliau menunjuk Abu Salamah sebagai komandan dan sekaligus membawa benderanya.

Abu salamah langsung menggulung Bani As’ad di perkampungan mereka sebelum mereka bangkit melakukan serangan ke Madinah. Karena tak menyangka akan mendapat serangan mendadak seperti itu, akhirnya mereka pun lari kocar kacir.

Alhasil, orang-orang muslim bisa mendapatkan harta rampasan yang banyak, berupa onta dan kambing milik Bani As’ad. Setelah itu, pasukan Muslimin kembali ke Madinah dengan keadaan utuh dengan membawa harta rampasan tanpa harus berteriak.

Peristiwa ini terjadi tepat munculnya hilal bulan Muharram 4 H. Karena ada infeksi pada luka yang didapatnya pada waktu Perang Uhud, tak lama kemudian Abu Salamah meninggal dunia.

Satuan Pasukan di bawah Komando Abdullah bin Unais

Pada tanggal 5 Muharram tahun itu pula, ada berita yang masuk ke Madinah bahwa Khalid bin Sufyan Al-Hudzali mengimpun orang untuk menyerang kaum Muslimin. Maka Rasulullah SAW mengutus Abdullah bin Unais untuk membinasannya.

Sejak meninggalkan Madinah, Abdullah bin Unais tidak muncul selama delapan belas hari. Kemudian pada hari Sabtu, sebelum habisnya bulan Muharram, dia muncul sambil membawa kepala Khalid bin Sufyan dan memperlihatkannya kepada beliau. Dia datang sambil menyerahkan sebuah tongkat kepada beliau, seraya berkata, β€œIni merupakan tanda antara diriku dan engkau pada Hari Kiamat.” Wasiatnya, jika meninggal dunia dia berharap agar tongkat itu juga disertakan dalam kain kafannya.

 

Sumber : Sirah Nabawiyah yang ditulis oleh Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri Penerjemah Kathur Suhardi

Baca Lainnya

Silaturahmi PP Muhammadiyah dan PBNU, Kuatkan Persatuan dan Peran Kebangsaan

22 August 2025 - 08:41 WIB

DPR Sepakat UU Hak Cipta Direvisi

21 August 2025 - 18:34 WIB

Apdesi dan Camat Naik Singa Ditengah Ribuan Warga Cisata Saat Akan Upacara

17 August 2025 - 23:18 WIB

Imbas Dari Kasus Royalti Musik, Pemilik Hotel Putar Suara Burung

17 August 2025 - 17:06 WIB

Tidak Lagi Putar Lagu di Perjalanan, Pengelola Bus Takut Kena Royalti

16 August 2025 - 19:25 WIB

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Gelar Pelatihan Jurnalisme Warga untuk Masyarakat Adat Citorek

12 August 2025 - 08:17 WIB

Trending di Hiburan